Thursday, May 24, 2012

Cara Pasang Karbu RX King Di Vespa


Yamaha RX King dominan dengan sebutan motornya “rampok”??? Yaaa... Betul sekali, itu dikarenakan karakteristiknya yang garang, sangar, dan kenceng! Kamu tau tarikannya? Kalau boleh saya ibaratkan dia seperti “cueleng”, anda tau celeng??? Hahahaha...

Baik, untuk kali ini akan kita ulas bagaimana bila si rampok itu berbadan lebih megar, dengan kata lain kita terapkan si celeng rampok RX King ke dalam Vespa! Yaps betul, kita akan main karbu...

Yang pasti kita harus siapkan:

Karburator Yamaha RX King.

Membran lubang hisap karburator RX King & Leher angsa atau lubang Manifold. (Manifold buat sendiri dengan bahan alumunium)


Untuk lubang manifold, bagian atas dibuat berbentuk persegi dengan ukuran mengikuti ukuran membran, sedangkan untuk lubang manifold yang menuju bak mesin tidak ada ukuran pasti, lubang manifold maksimal sepanjang lidah hisap pada As Kruk.

Bahan yang terakhir adalah selang karet radiator pendingin mobil, untuk selang penghubung antara membran dan karburator, nantinya.


Pemasangannya berikut:

Kita awali dengan membongkar karbu Vespa, kemudian perlebar lubang hisap pada bak mesin vespa menggunakan bor dan kikir, dengan ukuran menyesuaikan, separti dijelaskan di atas.

Kemudian masih menggunakan bor, buat dudukan untuk memasang baut leher angsa. Akan lebih bagus lagi kalau bautnya di-las dengan bak mesin, jadi tidak terlalu merusak bak mesin, selanjutnya menggunakan gasket dan lem, pasangkan leher angsa dengan bak mesin dan kencangkan dengan mur.

Lalu setelah merekat kuat, pasangkan menbran ke unjung atas leher angsa dan kencangkan dengan mur dan baut.

Selanjutnya untuk menghubungkan antara membran dan karburator, gunakan karet selang radiator mobil yang sebelumnya telah disiapkan, jangan terlalu panjang yang penting bisa untuk memasang karburator di membran. Kencangkan dengan klem.

Terakhir, setting karburator...

Selamat mencoba, dan Vespa akan ngaciiirrr seperti celeng rampok!

Wednesday, March 14, 2012

Cara Menghilangkan Retak Kaca Speedo Vespa


Untuk kalian para Scooteris dan Vespamania, pasti paham betul apa yang seringkali terjadi pada Vespa kita. Nah, salah satunya yaitu masalah kecil seperti pada kaca spedometernya. Coba perhatikan pada kaca spedo yang retak-retak.


Itu bisa terjadi karena terkena panasnya cahaya matahari dan siraman air hujan. Selain itu, faktor getaran juga akan mempengaruhi retaknya kaca pada spedo. Nah untuk kali ini kita akan membahas trik untuk memudarkan retak itu, dengan bantuan OLI.

Caranya:
  1. Ambilah setetes oli (oli samping / oli bekaspun bisa).
  2. Kemudian oleskan ke kaca / plastik spedometer yang retak sampai merata.
  3. Diamkan beberapa menit.
  4. Lihat hasilnya! Goresan retak-retak pada spedometer akan memudar.
  5. Terakhir, bersihkan oli dengan lap kain halus.

Tips ini bisa dicoba untuk spedo baru (non-orisinil), juga bisa untuk spedo bawaan Vespa (orisinil) untuk menjaga ke-klasik-annya.

Catatan: Saat mengguyang Vespa, jangan cuci kaca spedo pakai sabun. Kalo terkena sabun, dalam artian oli yang meresap hilang karena luntur kena sabun, retakan akan nampak lagi. Jadi kita harus mengoles kembali. Selamat mencoba! Semoga berhasil.

Salam Scooteris!

Tuesday, March 13, 2012

Bikin Vespa Irit Plus Nyaman


Bagi para Scooteris, tentunya dah paham dong sifat bawaan Vespa yang paten? Iyaps! Yaitu “boros”. Nah kali ini ada beberapa tips & trik agar Vespa bisa diminimalis kocoran BBMnya, salah satunya yaitu dengan mengkondisikan supaya Vespa kita memiliki sistem pembakaran yang bagus dan sesempurna mungkin.

Untuk itu yang bisa diperhatikan adalah:

  1. Bahan bakar yang bagus untuk dibakar.
  2. Api yang bagus untuk pembakaran BBM.
  3. Waktu pengapian yang bagus (pertemuan antara bahan bakar dengan api).

Bahan bakar yang bagus

Yang dimaksudkan di sini ada perpaduan yang pas antara bensin dengan oksigen, dimana prosesnya dilaksanakan di karburator. Jika terlalu banyak oksigen (udara / angin), dan kurang bensin dalam prosentase gas yang akan dibakar, maka hasil pembakaran tidak maksimal. Demikian pula terlalu banyak bensin dan kurang oksigen membuat pemakaran juga tidak akan sempurna. Dalam hal ini peranan karburator dan settingannya menjadi sangat penting.

Api yang bagus

Api yang bagus sangat diperlukan untuk membakar campuran gas bahan bakar yang bagus, supaya menghasilkan pembakaran yang juga bagus. Sekalipun cetusan api terjadinya di busi, tetapi di dalamnya melibatkan komponen lainnya, misalnya: tutup kepala busi, kabel busi, koil, platina atau CDI, dan sumber dayanya (spool dan magnet). Jika ingin pembakaran yang sempurna, maka deretan komponen penghasil api tersebut semuanya harus dalam kondisi prima. Karena dari kondisi yang prima itulah akan dihasilkan api yang bagus, dan api yang bagus itulah yang menunjang adanya pembakaran yang sempurna.

Waktu pengapian yang bagus

Maksudnya adalah waktu yang tepat untuk terjadinya proses pembakaran. Yaitu waktu di mana busi meletikkan bunga api dalam kaitannya dengan posisi seher dalam mesin (ruang bakar). Jika Vespa kita memakai CDI, maka untuk sementara point ini bisa diabaikan, walaupun sebenarnya perkembangan yg sekarang CDI-pun bisa diset untuk mengatur kapan saatnya busi akan memercikkan bunga api. Jika Vespa kita memakai platina, maka setelan waktu pengapian yang bagus ini seringkali kita kenal juga dengan istilah poor & na.

Gabungan ketiga hal di atas inilah yang akan menghasilkan pembakaran yang baik, pembakaran dengan efesiensi dan efektivitas yang maksimal, sehingga dengan sendirinya setiap liter bensin juga akan mencapai daya tempuh maksimalnya.

Mengenai oli samping tidak dikaitkan, karena sekalipun oli samping juga akhirnya terbakar, namun sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan sistem pembakaran itu sendiri.

Mengenai bahan bakar yang bagus

Kita tahu bahwa dalam proses pembakaran membutuhkan campuran udara (oksigen) dengan bahan bakar (bensin). Perbandingan yang ideal untuk keduanya menurut spesialis bahan bakar adalah 14,7:1. Campuran dengan komposisi semacam itu akan menghasilkan pembakaran yang sempurna, dan gas buangnya juga relatif bersih. Komposisi campuran udara dan bensin tersebut disebut dengan AFR (Air Fuel Ratio). Nah, yang sulit adalah bagaiamana menyetting karburator supaya menghasilkan AFR 14,7.

Berbeda dengan sistem injeksi, di mana pencampuran bensin dan udara tidak lagi dilakukan di karburator, melainkan bensinnya disemprotkan ke dalam mesin, dan jumlah diatur secara elektronik untuk seakurat mungkin disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan sistem injeksi pembakaran yang dihasilkan memang lebih sempurna, bensin lebih hemat, gas buang semakin ramah lingkungan.

Kita bisa melihat, mau disetting sebagus apapun karburator tidak akan pernah menjadi sempurna. Itulah alasan kenapa Vespa kebanyakan boros.

Campuran terlalu kaya, bensin boros. Campuran terlalu miskin (lean), tenaga juga tidak maksimal, jadi main gas besar, mesin panas, dan bensin juga boros.

Praktisnya, agar Vespa kita agak tidak boros, dalam kaitan dengan gas bakar:

  1. Pelihara kebersihan karburator, termasuk kebersihan saringan udaranya.
  2. Packing dari karburator ke mesin jangan ada yang bocor, demikian pula seal setelan angin.
  3. Pakai spuyer standar.
  4. Atau kalo kondisi mesin / karburator sudah tidak standar, diujicobakan memakai spuyer yang paling sesuai (dan otomatis mendekati AFR yang seharusnya dibutuhkan).

Caranya nyetting setelan angin:

  1. Mesin dalam kondisi tidak dingin (sehabis dipakai keliling kampung).
  2. Setelan langsam / gas (putaran di atas karbu) diperbesar sampai agak besar.
  3. Setelan angin diputar ke kanan poll sampai menutup, kemudian dibuka (diputar ke kiri satu setengah putaran).
  4. Mesin dihidupkan, setelan angin diputar ke kanan dan / atau ke kiri (menyesuaikan) sampai mendapatkan suara dan setelan paling joss! (suara paling nyaring & melengking). Posisi seperti ini adalah posisi ter-ideal, dan masih bisa ditambah ke kanan atau ke kiri sedikit sesuai dengan selera.
  5. Setelah tercapai kondisi ideal, setelan langsam dikembalikan ke posisi semula.
  6. Langsam di-stel kecil sehingga saat perpindahan gigi tidak menyentak (saat dikopling mesin tidak berputar kenceng), tetapi juga jangan terlalu kecil agar mesin tidak mudah mati.
Untuk saya pribadi, stelan langsam / gas saya buat agak kecil, jadi jika gas posisi lepas mesin akan mati. Namun ini kondisi yang nyaman, karena kita tahu karakteristik Vespa bila mesin panas (habis dipakai jarak jauh) kebanyakan gas akan mbandang. Jadi ini salah satu untuk mengatasi gas mbandang tersebut.

Thanks, semoga bermanfaat untuk sharing infonya. Salam Scooteris!

Monday, March 5, 2012

Bikin Vespa Excel Racing



Vespa Excel merupakan Vespa yang mantap untuk dibikin racing mode! Excel sudah dijejali pengapian CDI, dan dilengkapi eletrik stater. Ini menjadi kelebihan sehingga memudahkan dalam menyalakan mesin, alias gak perlu repot nggenjot slah...

Kapasitas mesin juga besar, cocok buat dioprek. Untuk itu langsung aja main ke mesin Excel, kita coba pakai part racing Italia. Ini modif yang butuh biaya cukup besar bro!

Blok set pakai produk Polini. Mulai dari blok, silinder head sampai piston. Untuk blok milik Polini punya 7 lubang transfer, sedangkan yang aslinya cuma 3. So, ini mengubah kapasitas mesin dari 150cc menjadi 177cc.


Suplai bahan bakar dibuat lebih ngocor. Model intake pakai tipe racing Malossi dikawal red valve Boyesen.


 Karbu pakai karbu Honda NSR SP Keihin 28 mm.

Pengapian pakai aja orsi Excel yang sudah CDI. Biar putaran enteng, magnet standar yang semula 2,3 kg dipangkas jadi 1,8 kg.

Untuk knalpot, bisa pakai knalpot racing. Klik di sini untuk lihat jenis knalpotnya!

Oke, pokok mesin rampung!

Untuk kenyamanan saat ngebut, benahi redam kejut lama dengan yang baru, banyak di toko part Vespa.

Dan terakhir...Penampilan! Bisa kamu buat yang racing abiiisss! Atau kamu sesuaikan dengan style kamu!

Wednesday, February 29, 2012

Rak Vespa

Vespa bro! Sedikit tambahan variasi pemanis Vespamu! Tapi 100% tanpa pemanis. Liat aja langsung model rak dan tampilan aplikasinya saat sudah nempel di Vespa...

Tambah rak depan makin maknyiiirrr...


 Perhatikan juga yang ini...


 Bawah ini model untuk rak depan bro:




 Kalo yang di bawah ini buat di belakang:





Tampilan bisa jadi kaya gini...



Dan yang di bawah ini rak sepasang, depan-belakang:


Tampilannya seperti ini:




Ada juga untuk rak tengah:



Untuk yang bermerk asli spareparts negara asal Itali, ada "Vigano"

Vespa Congo

Perang berkecamuk di benua Afrika dalam dekade 1960an memberikan dampak yang irasional terhadap popularitas Vespa khususnya di Indonesia. Sebagai bagian dari kepedulian Bangsa Indonesia terhadap perdamaian dunia, maka setelah berakhirnya Perang Congo (negara yang beberapa kali berganti nama  dari Congo menjadi Zaire, kemudian menjadi Congo lagi) tanggal 31 Juli 1960 PBB mendaulat Republik Indonesia untuk mengirimkan pasukannya guna menjadi bagian dari pasukan penjaga perdamaian di Negara Congo. Wujud kepedulian yang tinggi atas perdamaian di muka bumi, Bangsa Indonesia mengutus pasukan terbaiknya ke Congo dengan sandi Pasukan Garuda Indonesia melalui beberapa kali pendaratan.

Setelah tugas sebagai pasukan penjaga perdamaian diselesaikan, Pasukan Garuda Indonesia menerima tanda penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia, dimana salah satunya berupa Vespa (beberapa sumber mengatakan bahwa dalam pemberian itu juga ada yang berbentuk uang dan beberapa peti jarum jahit). Terlihat disini Vespa sesungguhnya telah mengikat kita (scooteris) dengan bangsa kita dalam kancah internasional, walaupun tidak pernah tertulis dalam tinta emas sejarah RI.

Menarik disimak bahwa penghargaan Vespa tersebut juga tidak terlepas dari tradisi dalam dunia kemiliteran. Beberapa sumber mengatakan bahwa untuk Vespa yang berwarna hijau 150 cc ditujukan bagi tentara yg lebih tinggi tingkat kepangkatannya, sementara yang berwarna kuning dan biru 125 cc untuk tingkat kepangkatan yang lebih rendah. Selain itu guna melengkapi jati diri atas Vespa dimaksud juga di sematkan tanda nomor prajurit yang bersangkutan, pada sisi sebelah kiri handlebar (stang) yang berbentuk oval terbuat dari bahan kuningan serta sebuah piagam penghargaan yang menyertainya.


Setelah itu maka pada tahun-tahun tersebut ramailah Vespa dengan sebutan Vespa Congo berseliweran di jalan-jalan, sebuah Vespa baru yang menambah tipe Vespa sebelumnya telah hadir. Kondisi ini ternyata juga memberikan dampak positif bagi penjualan Vespa di tanah air saat itu. Vespa Congo yang berbentuk bulat telah memberikan konstribusi berupa iklan gratis bagi importir Vespa di Indonesia. Perkembangan ini kemudian menimbulkan semacam stigma di sini bahwa Vespa yg berbentuk bulat adalah Vespa Congo.

Jadi jangan heran apabila saat ini generasi sebelum kita menyebut Vespa bulat dengan sebutan Vespa Congo, walaupun Vespa yang dimaksud sesungguhnya adalah Vespa keluaran tahun 1962 atau Vespa keluaran tahun 1965.


Seiring dengan perjalanan waktu maka mulailah sebuah evolusi kepunahan atas Vespa Congo di tanah air terjadi. Banyak sebab yang menjadikan hal tersebut terjadi, seperti telah dijualnya Vespa dimaksud oleh pemilik aslinya atau ada beberapa bagian yang rusak berat sehingga sangat sulit untuk diperbaiki. Hal ini mengingat terbatasnya jumlah Vespa jenis tersebut yang disebabkan keberadaannya juga sangat signifikan dengan jumlah tentara kita yang menerima. Pernah ditemui Vespa jenis tersebut yang bukan milik Pasukan Garuda Indonesia (sepertinya pernah juga Vespa jenis tersebut masuk ke Indonesia melalui importir Vespa pada saat itu), namun tetap saja pasokan akan suku cadang maupun hal-hal lain yang menyertainya, seperti spakbor depan atau speedo meternya sangat minim tersedia. Tidak demikian halnya dengan Vespa jenis lain yang masih banyak diproduksi walaupun oleh rumah produksi lokal.

Dengan kondisi tersebut di atas maka Vespa Congo mulai masuk daftar sebagai salah satu The Most Wanted Vespa in Indonesia, yang dijadikan tunggangan scooteris maupun sebagai barang koleksi bagi kolektor Vespa.

Tidak hanya itu, tapi Vespa ini juga  dijadikan salah satu koleksi yang dimuseumkan. Kita sebagai rakyat yang cinta Tanah Air dan menghargai usaha perdamaian, sebaiknya ikut melestarikan warisan tersebut. So, tetap berkendaralah dengan Vespa yang kita punya!

Tuesday, February 28, 2012